3 SAHABAT PEMBANGUN PERADABAN, Nizham Al Mulk, Omar Al Khayyam, dan Hasan As Sabbah
3 SAHABAT PEMBANGUN
PERADABAN
Buku-buku
sejarah tertua dalam Islam menyebutkan bahwa mereka bertiga pernah mengikat
janji bahwa akan saling membantu jikalau di suatu masa diatara mereka ada yang
memperoleh nasib mujur dalam hidupnya. Akan tetapi ketiga-tiganya di masa
mendatang menjadi orang yang mujur dan menempati posisi penting.
3 sosok bersahabat
itu merupakan para tokoh pembesar di masa lalu, di masa daulah Abbasiyah
berdiri. Mereka adalah Nizham al Muluk, Omar al Khayyam dan Hasan as Sabbah. Di
masa muda mereka tinggal di ibukota Naishabur, mereka bersahabat dengan begitu dekat dan akrab.
Hingga kemudian mereka berpisah berkelana dan mempunyai jalan hidup
masing-masing.
Sahabat
pertama bernama Abu Ali al-Husain bin Ali bin Ishaq bin al-Abbas at-Thusi, atau
yang lebih akrab disebut dengan Nizham al Mulk pada akhirnya menjadi seorang
wazir besar (Perdana Mentri) di Baghdad. Menjabat selama 20 tahun sepeninggalan
Apl Arslan hingga Malik Syah dan juga merupakan pendiri Madrasah An Nizamiyah
(Universitas An Nizamiyah) di Baghdad.
Sahabat kedua
bernama Omar al Khayyam, Ayahnya adalah orang Arab pengusaha tenda-tenda kemah
di Naishabur, kebetulan ia sudah meninggal. Dari usaha yang dijalankan bapaknya
itulah Omar mendapat julukan Al Khayyam bermakna Pembuat kemah. Nama lengkapnya
adalah Ghiatsuddin Abdul Fatah Omar bin Ibrahim Al Khayyam.
Omar Al
Khayyam menjadi seorang sarjana Matematik dan Astronomi muslim terbesar pada
masanya ia melakukan penelitian dan pembaharuan atas saran dan pembiayaan sang
Wazir Nizham al Mulk. Hingga dari tangannya ia mampu membuat suatu karya hebat
yakni Takwim al Islami. Namun modern ini ia lebih dikenal sebagai seorang penyair
Islam dengan himpunan Rubaiyyatnya.
Di usia 18
tahun ia telah menulis Treatis on Algebra yakni uraian tentang Aljabar, hal ini
di manfaatkan oleh Prancis hingga mereka menerbitkan salinannya di Paris 800
tahun sepeniggalan Omar Khayyam yakni pada tahun 1851, berjudul I’Algrebre
d’Omar Al Khayyami.
Sahabat
ketiga bernama, Hasan as Sabbah. Diatara ketiga sahabat itu, dia adalah
satu-satunya yang melenceng dari masa mudanya. Dia beralih dari aliran Sunni
kepada paham Syiah aliran Ismailiyah. Ia membentuk sebuah kelompok yang bernama
Hasyasyin berpusat di benteng Alamut dalam wilayah pegunungan Elbruz, dan
merupakan suatu terror besar di masanya karena banyak melakukan
pembunuhan-pembunuhan politik.
Tersebab
itulah ia mendapat julukan Rais Al ‘Azhim (the first Grand Master of the
Asyasyin). Ia juga dipanggil sebagai Shaikh Al Jabal (Old Man of the Mountains)
bermakna orang tua dari wilayah pegunungan.
Ia
berkali-kali dirikimi utusan dari sahabatnya Nizham al Mulk guna mencari jalan
keluar dari sengketa diantara keduanya. Namun usaha tersebut tidak pernah
menghsilkan titik temu. Hasan as Sabbah tampak sangat haus kekuasaan dan ingin
mencapainya dengan cara apapun.
Guna mencegah
terror dari sahabatnya Nizham Al Mulk
akhirnya mengirimkan ekspedisi militer untuk menghancurkan kelompok
Hasyasyin milik sahabatnya Hasan as Sabah. Tetapi ekspedisi itu gagal. Kemudian
Hasan balas dendam dengan mengirim seorang Fedeyen yang menyamar sebagai
pelayan istana untuk membunuh sang Sahabat Nizham Al Mulk.
Maka pada
tahun 485H terjadilah pembunuhan terhadap Wazir besar Nizham Al Mulk. Duniapun
berkabung atas wafatnya tokoh ini. Captain S.F. Mahmud di dalam The Story of
Islam mengungkapkannya dengan kalimat “This was one of the worst crimes of
the Ismaili fraternity, for Nizham Al Mulk was of truly great son of Islam”
Bagi kita
yang pernah melihat film The Adventures of Omar Khayyam dari Paramount Production
dibintangi oleh John Derek dan Debra Paget diangkat dari karya Manuel Komfroff
dan tayang pertama kali di tahun limapuluhan, niscaya kita akan dapat melihat
bepata dahsyat pertempuran dalam menghancurkan kota benteng Alamut markas Hasan
as Sabbah Old Man of the Mountains. Akan tetapi alur cerita dalam film itu
digeser dan terjadi di masa Sultan Malik Syah (465-485H) guna memperoleh
klimaks dari tema cerita, yaitu selisih sengit dari Tiga Sahabat di masa muda :
Nizham al
Mulk (485H) yang menjabat sebagai wazir besar Sultan Alp Arslan dan Sultan
Malik Syah, pembangun Perguruan Tinggi Nizhamiyah yang terkenal di Baghdad
menandingi Perguruan tinggi Al Azhar di Mesir, perguruan Syiah pada waktu itu.
Omar al
Khayyam (527H) seorang sarjana Tehnik dan Astronomi pada masanya, akan tetapi
lebih dikenal sebagai penyair Islam dengan himpunan Rubaiyyat, serupa halnya
dengan Leonardo da Vinci pada limaratus tahun belakangan, seorang sarjana
tehnik akan tetapi lebih dikenal dengan pigura-pigura lukisannya.
Hasan as
Sabbah yang menjabat sebagai pemuka kelompok Hasyasyin. Kemudian lewat tangan
pasukan fedeyannya membunuh sahabatnya sendiri yakni Nizham al Mulk.
Amateur Author Dhimas Fath
______________
Refrensi :
Joesoef Sou’yb, Sejarah Daulat
Abbasiah III
Wikipedia
0 komentar :
Posting Komentar