3 SAHABAT PEMBANGUN PERADABAN, Nizham Al Mulk, Omar Al Khayyam, dan Hasan As Sabbah

Minggu, 29 April 2018

3 SAHABAT PEMBANGUN PERADABAN, Nizham Al Mulk, Omar Al Khayyam, dan Hasan As Sabbah



3 SAHABAT PEMBANGUN PERADABAN


Buku-buku sejarah tertua dalam Islam menyebutkan bahwa mereka bertiga pernah mengikat janji bahwa akan saling membantu jikalau di suatu masa diatara mereka ada yang memperoleh nasib mujur dalam hidupnya. Akan tetapi ketiga-tiganya di masa mendatang menjadi orang yang mujur dan menempati posisi penting.
3 sosok bersahabat itu merupakan para tokoh pembesar di masa lalu, di masa daulah Abbasiyah berdiri. Mereka adalah Nizham al Muluk, Omar al Khayyam dan Hasan as Sabbah. Di masa muda mereka tinggal di ibukota Naishabur, mereka  bersahabat dengan begitu dekat dan akrab. Hingga kemudian mereka berpisah berkelana dan mempunyai jalan hidup masing-masing.
Sahabat pertama bernama Abu Ali al-Husain bin Ali bin Ishaq bin al-Abbas at-Thusi, atau yang lebih akrab disebut dengan Nizham al Mulk pada akhirnya menjadi seorang wazir besar (Perdana Mentri) di Baghdad. Menjabat selama 20 tahun sepeninggalan Apl Arslan hingga Malik Syah dan juga merupakan pendiri Madrasah An Nizamiyah (Universitas An Nizamiyah) di Baghdad.



Sahabat kedua bernama Omar al Khayyam, Ayahnya adalah orang Arab pengusaha tenda-tenda kemah di Naishabur, kebetulan ia sudah meninggal. Dari usaha yang dijalankan bapaknya itulah Omar mendapat julukan Al Khayyam bermakna Pembuat kemah. Nama lengkapnya adalah Ghiatsuddin Abdul Fatah Omar bin Ibrahim Al Khayyam.
Omar Al Khayyam menjadi seorang sarjana Matematik dan Astronomi muslim terbesar pada masanya ia melakukan penelitian dan pembaharuan atas saran dan pembiayaan sang Wazir Nizham al Mulk. Hingga dari tangannya ia mampu membuat suatu karya hebat yakni Takwim al Islami. Namun modern ini ia lebih dikenal sebagai seorang penyair Islam dengan himpunan Rubaiyyatnya.
Di usia 18 tahun ia telah menulis Treatis on Algebra yakni uraian tentang Aljabar, hal ini di manfaatkan oleh Prancis hingga mereka menerbitkan salinannya di Paris 800 tahun sepeniggalan Omar Khayyam yakni pada tahun 1851, berjudul I’Algrebre d’Omar Al Khayyami.



Sahabat ketiga bernama, Hasan as Sabbah. Diatara ketiga sahabat itu, dia adalah satu-satunya yang melenceng dari masa mudanya. Dia beralih dari aliran Sunni kepada paham Syiah aliran Ismailiyah. Ia membentuk sebuah kelompok yang bernama Hasyasyin berpusat di benteng Alamut dalam wilayah pegunungan Elbruz, dan merupakan suatu terror besar di masanya karena banyak melakukan pembunuhan-pembunuhan politik.  
Tersebab itulah ia mendapat julukan Rais Al ‘Azhim (the first Grand Master of the Asyasyin). Ia juga dipanggil sebagai Shaikh Al Jabal (Old Man of the Mountains) bermakna orang tua dari wilayah pegunungan.
Ia berkali-kali dirikimi utusan dari sahabatnya Nizham al Mulk guna mencari jalan keluar dari sengketa diantara keduanya. Namun usaha tersebut tidak pernah menghsilkan titik temu. Hasan as Sabbah tampak sangat haus kekuasaan dan ingin mencapainya dengan cara apapun.
Guna mencegah terror dari sahabatnya Nizham Al Mulk  akhirnya mengirimkan ekspedisi militer untuk menghancurkan kelompok Hasyasyin milik sahabatnya Hasan as Sabah. Tetapi ekspedisi itu gagal. Kemudian Hasan balas dendam dengan mengirim seorang Fedeyen yang menyamar sebagai pelayan istana untuk membunuh sang Sahabat Nizham Al Mulk.
Maka pada tahun 485H terjadilah pembunuhan terhadap Wazir besar Nizham Al Mulk. Duniapun berkabung atas wafatnya tokoh ini. Captain S.F. Mahmud di dalam The Story of Islam mengungkapkannya dengan kalimat “This was one of the worst crimes of the Ismaili fraternity, for Nizham Al Mulk was of truly great son of Islam”



Bagi kita yang pernah melihat film The Adventures of Omar Khayyam dari Paramount Production dibintangi oleh John Derek dan Debra Paget diangkat dari karya Manuel Komfroff dan tayang pertama kali di tahun limapuluhan, niscaya kita akan dapat melihat bepata dahsyat pertempuran dalam menghancurkan kota benteng Alamut markas Hasan as Sabbah Old Man of the Mountains. Akan tetapi alur cerita dalam film itu digeser dan terjadi di masa Sultan Malik Syah (465-485H) guna memperoleh klimaks dari tema cerita, yaitu selisih sengit dari Tiga Sahabat di masa muda :
Nizham al Mulk (485H) yang menjabat sebagai wazir besar Sultan Alp Arslan dan Sultan Malik Syah, pembangun Perguruan Tinggi Nizhamiyah yang terkenal di Baghdad menandingi Perguruan tinggi Al Azhar di Mesir, perguruan Syiah pada waktu itu.
Omar al Khayyam (527H) seorang sarjana Tehnik dan Astronomi pada masanya, akan tetapi lebih dikenal sebagai penyair Islam dengan himpunan Rubaiyyat, serupa halnya dengan Leonardo da Vinci pada limaratus tahun belakangan, seorang sarjana tehnik akan tetapi lebih dikenal dengan pigura-pigura lukisannya.
Hasan as Sabbah yang menjabat sebagai pemuka kelompok Hasyasyin. Kemudian lewat tangan pasukan fedeyannya membunuh sahabatnya sendiri yakni Nizham al Mulk.

Amateur Author Dhimas Fath
______________
Refrensi :
Joesoef Sou’yb, Sejarah Daulat Abbasiah III
Wikipedia











0 komentar :

Posting Komentar